Saturday, November 8, 2014

IPS 7 praaksara, Hindu-Buddha, Islam



Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara, Hindu-Buddha dan Islam

1.      MASA PRA AKSARA

Praaksara berasal dari dua kata, yakni pra yang berarti sebelum dan aksara yang berarti tulisan. Jadi zaman praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Ada istilah yang mirip dengan istilah praaksara, yakni istilah nirleka. Nir berarti tanpa dan leka berarti tulisan. Jadi zaman praaksara adalah zaman ketika suatu bangsa belum mengenal tulisan.

1)      Zaman Batu
Zaman Batu adalah masa zaman prasejarah yang luas, ketika manusia menciptakan alat dari batu (karena tak memiliki teknologi yang lebih baik). Kayu, tulang, dan bahan lain juga digunakan, tetapi batu (terutama flint) dibentuk untuk dimanfaatkan sebagai alat memotong dan senjata. Istilah ini berasal sistem tiga zaman. Zaman Batu sekarang dipilah lagi menjadi masa Paleolithikum (Zaman Batu Tua), Mesolithikum (Zaman Batu Madya/Tengah), Neolithikum (Zaman Batu Muda), dan Megalithikum (Zaman Batu Besar).
·         Paleolithikum/Zaman Batu Tua
Ciri-ciri :
1.      Berburu
2.      Menangkap ikan
3.      Mengumpulkan makanan (Food Gathering)
4.      Nomaden (berpindah-pindah tempat)
5.      Hidup dalam berkelompok kecil (3 s/d 10 orang)
6.      Alat masih kasar yang terbuat dari batu, tulang dan tanduk hewan (Sudip)
Alat-alat :
1.      Kapak genggam/kapak perimbas (chopper) yang dapat ditemukan di Pacitan, Parigi Gombong Sukabumi, Lahat (Sumatra) dan Cabenge (Sulawesi)
2.      Alat Penusuk (Belati) yang dapat ditemukan di Ngandong, Ngawi, dan Sidoarjo

·         Mesolithikum/Zaman Batu Madya/Tengah
Ciri-ciri :
1.      Nomaden dan Sedenter (sudah mulai menetap)
2.      Hidup berkelompok (25 s/d 30 orang)
3.      Alat masih ada yang kasar dan ada juga yang sudah dihaluskan (batu dan tanah). Tinggal di gua/Abris Sous Roche di pinggir sungai
4.      Mulai mengenal bercocok tanam sederhana
5.      Sudah mengenal pembagian kerja
Alat/hasil kebudayaan :
1.      Kapak genggam Sumatra (Pebble)
2.      Kapak pendek
3.      Batu Pipisan (Alat penggiling sederhana)
4.      Kjokkenmodinger (Tempat tinggal yang berasal dari tumpukan kerang yang sudah tertumpuk sangat tinggi
5.      Ujung panah
6.      Ujung tombak bergerigi
Kebudayaan Mesolithikum berkaitan dengan kebudayaan Bacson-Hoabinh (Cina daratan) karena adanya kesamaan alat.
Jalur masuk kebudayaan Mesolithikum :
1.      Jalur Barat  : Backson-Hoabinh          Thailand, Malaysia Barat, Sumatra
2.      Jalur Timur : Backson Hoabinh           Filipina, Sulawesi, terus ke arah Timur
 
·         Neolithikum/Zaman Batu Muda
Ciri-ciri :
1.      Mata pencaharian : Bercocok tanam
2.      Menetap
3.      Kelompok besar dan sudah ada pemimpin (Primus Inter Pares)       Pengangkatan pemimpin
4.      Alat sudah halus
Alat-alat :
1.      Kapak lonjong
2.      Kapak persegi
3.      Perhiasan/manik-manik (Untuk penghormatan orang meninggal)
4.      Gerabah(Alat perabotan rumah tangga yang terbuat dari tanah liat
Mampu mengolah dan menghasilkan makanan sendiri (Food Producing)
 
·         Megalithikum/Zaman Batu Besar
1.      Kehidupan masyarakat sudah teratur
2.      Sudah mengenal sistem pemerintahan kerajaan sederhana
3.      Mampu membangun bangunan besar dari batu
4.      Mulai muncul kepercayaan animisme dan dinamisme

-     Animisme      : Kepercayaan terhadap roh nenek moyang
-    Dinamisme    : Kepercayaan terhadap benda-benda sekeliling
-    Dolmen         : Tempat sesaji untuk memuja kepada leluhur jika ada upacara yang berupa meja besar
-      Punden berundak : Tempat pemakaman leluhur yang bentuknya berundak-undak
-      Menhir           : Tiang batu untuk menyembah leluhur
-     Sarkofagus    : Untuk menyimpan mayat (Batu besar yang berbentuk lesung/oval)
-    Kubur batu    : Batu-batu yang ditipiskanyang bentuknya lempengen batu besar yang disusun persegi, fungsinya untuk menyimpan mayat
-   Waruga          : Untuk menyimpan mayat dalam posisi duduk yang berbentuk kubus dan dapat ditemukan di Sulawesi

2)      Zaman Logam

Zaman logam adalah masa dimana manusia semakin maju yang sudah mengenal tehnik pengolahan logam (Timah dan tembaga).

Teknik pengolahan logam ada dua yaitu :
1.      Teknik Bivalve : teknik mengecor yang bisa di ulang-ulang terus menerus
2.      Teknik A Cire Perdue : teknik mengecor yang hanya satu kali pakai (tidak bisa diulang)

Ciri-ciri :
1.      Muncul masyarakat undagi
2.      Mengenal bercocok tanam
Perekonomian :
1.      Sistem barter
2.      Perdagangan antar pulau dan antar wilayah dengan nekara, moko, manik-manik, dan rempah-rempah.
Sistem penguburan :
1.      Penguburan mayat secara langsung
2.      Penguburan mayat secara tidak langsung

Pembabakan zaman logam :
·         Zaman Tembaga
1.      Masyarakat dapat mengolah bahan dari bahan tembaga.
2.      Asia Tenggara (termasuk Indonesia) tidak mengalami zaman tembaga.

·         Zaman Perunggu
1.      Masyarakat dapat mengolah bahan dari perunggu (campuran tembaga dan timah).
2.      Mempunyai keahlian mengolah bahan perunggu dengan menggunakan Teknik Bivalve dan Teknik A Cire Perdue

Hasil kebudayaan :
Ø  Kapak corong/kapak perunggu: Sumatra Selatan, Jawa, Bali, Pulau Selayar dan Papua.
Ø  Nekara: Sumatra, Jawa, Bali, dan Pulau Sangean.
Ø  Moko: Pulau Alor
Ø  Manik-manik/ perhiasan : Kalimantan, Irian
Ø  Kapak candrasa
Ø  Bejana perunggu : Sumatra, Madura
Ø  Arca perunggu : Riau, Palembang, Bogor.

·         Zaman Besi
1.      Berakhirnya zaman prasejarah
2.      Tehnik pengolahan bahan: tehnik bivalve dan tehnik a cire perdue

Hasil kebudayaan :
Mata kapak, sabit, pisau, pedang, cangkul dan parang yang dapat ditemukan di Gunung kidul (Yogyakarta), Bogor, Besuki (Jawa Tengah), dan Punung (Jawa Timur).
   

2.      KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA HINDU DAN BUDDHA

Sebelum masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat telah memiliki kebudayaan yang cukup maju. Unsur-unsur kebudayaan asli Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak dengan begitu saja menerima budaya-budaya baru tersebut. Proses masuknya pengaruh budaya Indonesia terjadi karena adanya hubungan dagang antara Indonesia dan India. Kebudayaan yang datang dari India kemudian mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan asli Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan sejarah dalam berbagai bidang.
·           Teori Brahmana
Van Leur : penyebar hinduisme di Indonesia kaum brahmana atas undangan kepala suku untuk mengadakan abhiseka (penobatan). Bukti digunakan bahasa sansekerta pada prasasti di Indonesia, bahasa sansekerta adalah bahasa brahmana. Contoh Yupa Kutai Kalimantan Timur.
·           Teori Ksatria
Majundar : masuknya agama dan budaya Hindu-Buddha karena adanya penaklukan yang dilakukan para ksatria. Teori ini lemah karena tidak terbukti adanya koloni alisme India di Indonesia.
·           Teori Waisya
Prof. N.J. Krom : pembawa dan penyebar hinduisme di Indonesia adalah pedagang.
·         Teori Sudra
Kaum Sudra meninggalkan India menetap di Indonesia
·           Teori Arus Balik
George Coedes dan F.D.K. Bosch: proses masuk berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia karena peranan aktif bangsa Indonesia yang pergi berdagang ke India dan membawa pengaruhnya ke Indonesia.

Masuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat Indonesia mengenal aturan kasta, yaitu:
1.      Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para sarjana),
2.      Kasta Ksatria (para prajurit, pejabat dan bangsawan),
3.      Kasta Waisya (pedagang petani, pemilik tanah dan prajurit).
4.      Kasta Sudra (rakyat jelata dan pekerja kasar).
Namun, unsur budaya Indonesia lama masih tampak dominan dalam semua lapisan masyarakat. Sistem kasta yang berlaku di Indonesia berbeda dengan kasta yang ada di India, baik ciri-ciri maupun wujudnya. Selain kasta juga terjadi perubahan nama, baik nama kerajaan maupun nama raja, sering meniru nama-nama India, contoh raja pertama Kutai Kudungga (nama Indonesia) menurunkan raja dengan nama India seperti Asmawarman dan Mulawarman.
Dengan masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat Indonesia yang tadinya berupa kepercayaan  yang bersifat animisme dan dinamisme secara perlahan memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali oleh golongan elit di sekitar istana.
Sistem pendidikan masa Hindu-Buddha masih bersifat informal dan yang berperan sebagai guru adalah pemuka agama dan para biksu. Tempat yang berfungsi sebagai tempat belajar adalah
·           Padepokan
Tempat berkumpulnya para cantrik atau orang yang berguru kepada pendeta atau pertapa. Biasanya berasal dari keturunan brahmana. Sumbernya dari Kitab suci Weda dan Upanishad bagi Hindu dan Tripitaka bagi Buddha.
·           Pertapaan
·           Keluarga
Lebih mengarah pada pendidikan hal-hal praktis seperti bertani dan ketrampilan khusus lainnya.

Kerajaan-Kerajaan Masa Hindu-Buddha

1.      Kerajaan Kutai
·         Kerajaan Hindu tertua di Indonesia terletak di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
·         Berdiri sekitar 400 – 500 M.
·         Bukti keberadaan berupa prasasti yang berbentuk Yupa/tiang batu berjumlah 7 buah. Prasasti Yupa yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa sansekerta.
·         Masyarakatnya bertani, beternak dan berdagang.
·     Raja 1 pemeluk agama Hindu adalah Asmawarman putra Kudungga bergelar Wangsakerta yang berarti pembentuk keluarga karena mendirikan dinasti.
·      Puncak keemasan dibawah pimpinan Mulawarman. Wilayah kekuasaan meliputi hamper seluruh Kalimantan Timur. Sering disamakan dengan Dewa Matahari, Ansuman.

2.      Kerajaan Tarumanegara
  • Berdiri sekitar abad ke 5 
  • Kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa, terletak di lembah Sungai Citarum Bogor, Jawa Barat,
  • Masyarakat hidup bertani dengan sistem irigasi dari Sungai Gomati (sesuai yang tertera dalam prasasti Tugu).
  • Prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara antara lain Prasasti Tugu, Munjul, Kebon Kopi, Pasir Awi, Jambu,Ciaruteun, dan Muara Cianten.
  • Raja terkenal Purnawarman
  • Kerajaan Tarumanegara runtuh abad ke 7 karena serangan Kerajaan Sriwijaya

3.      Kerajaan Mataram Kuno/Mataram Hindu/Kerajaan Medang
  • Berkembang di pedalaman Jawa Tengah sekitar abad ke 8. Pusat kerajaan di sekitar Prambanan, Klaten Jawa Tengah.
  • Masyarakatnya hidup dengan bertani, beternak, membuat kerajinan rumah tangga dan berdagang.
  • Sudah berlaku pajak.
  • Raja 1 Raja Sanna kemudian digantikan keponakannya Raja Sanjaya.
  • Masyarakat Mataram Kuno hidup makmur, aman, dan tentram masa Raja Sanjaya yang memerintah dengan bijaksana.
  • Raja Sanjaya digantikan Raja Panangkaran. Kerajaan Mataram Kuno pecah setelah Raja Panangkaran meninggal, menjadi Kerajaan Mataram corak Hindu (Dinasti Sanjaya) meliputi Jawa Tengah bagian Utara dan Kerajaan Mataram corak Buddha (Dinasti Syailendra) meliputi Jawa Tengah bagian Selatan.
  • Raja-raja Dinasti Sanjaya Panunggalan, Warak Garung dan Pikatan.
  • Raja Dinasti Syailendra Indra.
  • Bersatu kembali pada masa Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya) yang menikah dengan Pramodhawardani (Dinasti Syailendra) 850 M dan berkembang meliputi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
  • Raja terbesar Kerajaan Mataram Kuno adalah Raja Balitung (898-910 M) bergelar Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung.
  • Raja berikutnya Raja Daksa, Raja Tulodang, dan Raja Wawa.
  • Raja Wawa memerintah tahun 924-929 M lau digantikan menantunya Mpu Sendok.
  • Mpu Sendok memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur karena serangan Kerajaan Sriwijaya.
  • Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno prasasti Canggal, Kalasan, dan Mantyasih, candi-candi seperti candi di pegunungan Dieng, Gedung Songo, Borobudur, Mendut, Plaosan, Prambanan, dan lain-lain.
 4.      Kerajaan Sriwijaya
  • Merupakan kerajaan bahari bercorak Buddha di Sumatra.
  • Dalam bahasa sansekerta Sri berarti bercahaya/gemilang dan wijaya berarti kejayaan/kemenangan.
  • Berdiri abad ke 7 M.
  • Pusat pemerintahan awalnya di Muara Takus, Riau, lalu pindah ke Sungai Musi setelah menguasai Palembang.
  • Wilayah kekuasaan dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenjanjung Malaya, Sumatra, Jawa, hingga pesisir Kalimantan.
  • Bertumpu pada perdagangan internasional dan pertanian.
  • Merupakan pusat penyebaran ajaran agama Buddha. I-Tsing peziarah dari china banyak menemukan kuil-kuil Budha. Guru terkenal Sakyakirti dan Dharmapala. Balaputradewa (856-861 M) mendedikasikan biara Buddha di Bukit Siguntang tempat tinggal seribu biksu Buddha.
  •  Masa keemasan dipimpin oleh Raja Bapaputradewa.
  • Mengalami masa kemunduran abad ke 13 akibat pusat kerajaan tidak lagi strategis untuk kegiatan perdagangan dan banyak daerah kekuasaan yang melepaskan diri.
  • Banyak serangan dari kerajaan lain seperti Dharmawangsa 992 M, Rajendra Coladewa  dari Comandala 1023, 1030, dan 1068 M, Kertanegara dari Singosari 1275 M, dan Gajah Mada 1377 M
5.      Kerajaan Kediri
  • Diawali dari pembagian wilayah Kerajaan Mataram Kuno 1041 M, Airlangga raja terakhir Mataram Kuno membagi menjadi Panjalu dan Jenggala, karena anaknya Sanggramawijaya memilih jadi bhiksuni.
  • Panjalu di Daha dipimpin Samara Wijaya. Jenggala di Kahuripan dipimpin Panji Garasakan.
  • 1044-1052 terjadi perang saudara yang dimenangkan oleh Jenggala dibawah pimpinan Jayeswara dan disatukan kembali menjadi Kerajaan Kediri.
  • Puncak kejayaan dibawah perintah Raja Jayabaya, terkenal dengan Jangka (ramalan) Jayabaya.
  • Raja terakhir Raja Kertajaya setelah dikalahkan Ken Arok dari Tumapel tahun 1222.
  • Kehidupan ekonomi masyarakatnya bertani dan berdagang dan taat membayar pajak.
 6.      Kerajaan Singosari/Tumapel
  • Didirikan tahun 1222 merupakan kerajaan bercorak Hindu di daerah Singasari, Malang, Jawa Timur.
  • Wilayahnya meliputi wilayah Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur dan Kerajaan Kediri.
  • Perekonomiannya bertumpu pada kegiatan pertanian dan perdagangan internasional, selain pembuat kerajinan tangan, buruh dan nelayan. Menerapkan hari pasaran dengan system penanggalan Jawa.
  • Menyatukan Kerajaan Kediri dan Tumapel menjadi Kerajaan Singosari setelah pertempuran Ganter.
  • Raja pertama Ken Arok dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwahbumi.
  • 1227 Ken Arok dibunuh anak tirinya Anusapati.
  • 1248 suruhan anak Ken Arok, Tohjaya, membunuh Anusapati
  • 1248 Tohjaya dibunuh anak Anusapati, Ranggawuni.
  • Ranggawuni jadi raja dengan gelar Srijaya Wisnuwardhana dan didampingi adiknya Mahisa Cempaka (keturunan Ken Arok dan Ken Dedes) bsebagai Ratu Anggabhaya dengan gelar Narasinghamurti.
  • 1268 Ranggawuni wafat digantikan anaknya Kertanegara.
  • Puncak keemasan di jaman Raja Kertanegara bercita-cita memperluas kekuasaan hingga luar Pulau Jawa.
  • 1275 mengutus Kebo Anabrang melakukan ekspedisi Pamalayu ke Sumatra.
  • 1292 Raja Kertanegara dibunuh Raja Jayakatwang.
7.      Kerajaan Pajajaran/Sunda
  • Kerajaan yang berabad-abad (abad ke-7 sampai abad ke-6) berdiri di wilayah barat Jawa meliputi Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah serta pernah menguasai wilayah bagian selatan Pulau Sumatra.
  •  Menurut prasasti Astanagede, pusat pemerintahan Kerajaan Pajajaran pernah di Pakuan Pajajaran Bogor, Jawa Barat pada masa pemerintahan Maharaja Jayabhupati.
  •  Masa Rahyang Niskala Wastu, pusat pemerintahan di Kawali dengan istana Surawisesa.
  • Perekonomian bertumpu pada kegiatan pertanian dan perdagangan.
  • Memiliki 6 pelabuhan penting : pelabuhan Banten, Pontang, Cigede, Tomagaro, Sunda Kelapa dan Cimanuk.
  • Raja-raja yang pernah memerintah: Maharaja Jayabhupati, Rahyang, Niskala Wastu, Sri Baduga Maharaja, Hyang Wuni Sora, Prabu Niskala Wastu Kencana, Tohaan, Ratu Jaya Dewata, Ratu Samian atau Prabu Surawisesa dan Prabu Ratu Dewasa.
  • Maharaja Jayabhupati menyebut dirinya Haji-risunda, pemeluk agama Hindu Waisnawa.
  • Keruntuhan Kerajaan Pajajaran di masa pemerintahan Prabu Ratu Dewasa akibat serangan Maulana Hasanuddin dari Kerajaan Banten.
8.      Kerajaan Majapahit
  • Merupakan kerajaan bercorak Hindu terbesar dan terakhir di Pulau Jawa.
  • Pusat kerajaan di Trowulan sekitar 10km sebelah barat daya Mojokerto, Jawa Timur.
  • Berasal dari tanah di hutan Tarik hadiah Jayakatwang (Kerajaan Singosari).
  • Kehidupan ekonomi didominasi aktivitas pertanian, perdagangan, pelayaran dan kerajinan.
  • Kehidupan ekonomi memburuk akibat perang saudara dan berkembangnya agama islam di Nusantara.
  • Didirikan oleh Raden Wijaya bersama Aria Wiraraja, Nambi, Lembu Sora, Ronggo Lawe, dan Kebo Anabrang tahun 1293.
  • Kerajaan Majapahit terbentuk setelah mengalahkan Jayakatwang dengan bantuan Kubilai Khan dari China yang hendak membunuh Raja Kertanegara.
  • Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana.
  • Terjadi pemberontakan yang dilakukan sahabatnya Lembu Sora, Nambi dan Ronggo Lawe akibat tidak puas dengan pemerintahan Raden Wijaya.
  • Raden Wijaya digantikan anaknya Kala Gemet yang bergelar Sri Jayanegara yang tidak bijaksana dan senang berfoya-foya. Banyak terjadi pemberontakan seperti juru Demung tahun 1313, Wandana dan Wagal tahun 1314, Nambi tahun 1316, Semi tahun 1318, dan Kunti 1319.
  • Setelah Jayanegara wafat digantikan oleh Tribhuwanatunggadewi anak Gayatri putri Kertanegara yang memilih menjadi bhiksuni daripada naik tahta.
  • Menurut Kitab Negara Kertagama karya Mpu Prapanca pada masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi terjadi pemberontakan di Sadeng dan Keta tahun 1331 yang berhasil dipadamkan Gajah Mada.
  • Gajah Mada dilantik menjadi Mahapatih menggantikan Arya Tadah dengan mengucapkan Sumpah Palapa, yaitu sumpah menyatukan Nusantara dibawah panji Majapahit. Membangun armada laut dibawah pimpinan Laksmana Nala.
  • Masa kejayaan Majapahit dibawah pimpinan Hayam Wuruk yang naik tahta umur 16 tahun dan bergelar Rajasa Negara.
  • Tahun 1364 Gajah Mada wafat.
  • Hayam Wuruk wafat tahun 1389.
  • Hayam Wuruk digantikan putrinya Kusumawardhani dan suaminya Wikramawardhana.
  • Bre Wirabhumi anak Hayam Wuruk dengan selirnya tidak setuju dengan pengangkatan Kusumawardhani sehingga terjadi perang saudara yang dikenal dengan perang Paregreg tahun 1401-1406.

C. KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA ISLAM

Teori Masuknya Agama Islam ke Indonesia
1.      Teori Gujarat
·         Didukung oleh Snouck Hurgronje, W.F. Suttheirheim, dan B.H.M Vlekke, agama islam masuk Indonesia dibawa oleh para pedagang Islam Gujarat sekitar abad ke 13 M.
·         Bukti teori ini nisan Sultan Malik al Saleh (sultan Samudera Pasai) yang bercorak Gujarat dan tulisan Marcopolo tentang penduduk di Perlak, Aceh Timur banyak yang beragama islam.
2.      Teori Mekkah
·         Pengaruh islam masuk Indonesia sekitar abad ke 7 oleh para pedagang Arab.
·         Buktinya adanya pemukiman islam tahun 674 di Baros, pantai barat Sumatra.
·         Didukung oleh Buya Hamka dan J.C. van Leur menyanggah teori Gujarat.
·         Menurut teori ini islam yang berkembang di Samudera Pasai penganut mazhab Syafi’i (mazhab di Mesir dan Mekkah), sedangkan daerah Gujarat menganut mazhab Hanafi. Dan sultan-sultan Samudera Pasai menggunakan gelar Al Malik yang lazim dipakai di daerah Mesir.
3.      Teori Persia
·         Didukung Hoesein Djajadiningrat, islam masuk ke Indonesia dibawa oleh orang Persia sekitar abad ke-13.
·         Buktinya upacara Tabot, yaitu upacara memperingati meninggalnya imam Husain bin Ali (cucu Nabi Muhammad SAW) dirayakan di Bengkulu dan Sumatra Barat tiap tanggal 10 Muharam atau 1 Asyura.
·         Bukti lain kesamaan antara ajaran sufi dianut Syekh Siti Jenar dan sufi Iran beraliran Al-Hallaj.
Media Penyebaran Islam
1. Melalui perdagangan
Para pedagang Islam dari Gujarat, Persia dan Arab tinggal selama berbulan-bulan di Malaka dan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Mereka menunggu angin musim yang baik untuk kembali berlayar. Maka terjadilah interaksi atau pergaualan antara para pedagang tersebut dengan raja-raja, para bangsawan dan masyarakat setempat. Kesempatan ini digunakan oleh para pedagang untuk menyebarkan agama Islam.
2. Melalui perkawinan
Di antara para pedagang Islam ada yang menetap di Indonesia. Hingga sekarang di beberapa kota di Indonesia terdapat kampung Pekojan. Kampung tersebut dahulu merupakan tempat tinggal para pedagang Gujarat. Koja artinya pedagang Gujarat.
Sebagian dari para pedagang ini menikah dengan wanita Indonesia. Terutama putri raja atau bangsawan. Karena pernikahan itulah, maka banyak keluarga raja atau bangsawan masuk Islam. Kemudian diikuti oleh rakyatnya. Dengan demikian Islam cepat berkembang.
3. Melalui pendidikan
Para ulama atau mubaliq mendirikan pondok-pondok pesantern di beberapa tempat di Indonesia. Di situlah para pemuda dari berbagai daerah dan berbagai kalangan masyarakat menerima pendidikan agama Islam. Setelah tamat mereka pun menjadi mubaliq dan mendirikan pondok pesantren di daerah masing-masing.
4. Melalui dakwah di kalangan masyarakat
Di kalangan masyarakat Indonesia sendiri terdapat juru-juru dakwah yang menyebarkan Islam di lingkungannya, antara lain :
-          Dato'ri Bandang menyebarkan agama Islam di daerah Gowa (Sulawesi Selatan).
-          Tua Tanggang Parang menyebarkan Islam di daerah Kutai (Kalimantan Timur).
-          Seorang penghulu dari Demak menyebarkan agama Islam di kalangan para bangsawan Banjar (Kalimantan Selatan).
-          Para Wali menyebarkan agama Islam di Jawa. Wali yang terkenal ada 9 wali, yaitu :
·         Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
·         Sunan Ampel (Raden Rahmat)
·         Sunan Bonang (Makdum Ibrahim)
·         Sunan Giri (Raden Paku)
·         Sunan Derajat (Syarifuddin)
·         Sunan Kalijaga (Jaka Sahid)
·         Sunan Kudus (Jafar Sodiq)
·         Sunan Muria (Raden Umar Said)
·         Sunan Gunung Jati (Faletehan)
Para wali tersebut adalah orang Indonesia asli, kecuali Sunan Gresik. Mereka memegang beberapa peran di kalangan masyarakat sebagai :
·         penyebar agama Islam
·         pendukung kerajaan-kerajaan Islam
·         penasihat raja-raja Islam
·         pengembang kebudayaan daerah yang telah disesuaikan dengan budaya Islam.
Karena peran mereka itulah, maka para wali sangat terkenal di kalangan masyarakat.
5. Menggunakan kesenian yang disesuaikan dengan keadaan
Ketika agama Islam masuk ke Indonesia, kebudayaan Hindu masih berakar kuat. Para penyebar agama Islam tidak mengubah kesenian tersebut. Bahkan menggunakan seni budaya Hindu sebagai sarana menyebarkan agama Islam.
Seni dan budaya yang digunakan untuk menyebarkan agama Islam adalah sebagai berikut:
·         Seni wayang kulit
Cerita wayang kulit diambil dari kitab Mahabharata dan Ramayana. Perubahan diadakan, tetapi sedikit sekali. Misalnya, perubahan nama-nama tokoh-tokoh pahlawan Islam. Sunan Kalijaga adalah seorang wali yang sangat mahir mempertunjukkan kesenian wayang kulit.

·         Seni tari dan musik gamelan
Pada upacara-upacara keagamaan dipertunjukkan tari-tarian tradisional. Tarian itu diiringi musik atau gamelan Jawa. Misalnya gamelan Sekaten pada waktu upacara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

·         Seni bangunan
Coba anda amati wujud desain masjid-masjid kuno yang ada di tanah air ini. Misalnya, menara masjid kuno di Kudus, masjid kuno di dekat tuban, gapuranya mirip Candi Bentar, Masjid Sunan Kalijaga di Demak yang atapnya bertingkat-tingkat mirip pura Hindu.

Masjid-masjid tersebut adalah bangunan Islam, tetapi dibangun mirip bangunan Hindu. Memang para penyebar agama Islam berudaha menyesuaikan bangunan-bangunan Islam dengan bangunan Hindu. Apakah tujuannya? Agar rakyat tidak mengalami perubahan secara mendadak. Bila seorang beragama Hindu masuk Islam dan bersembahyang di masjid, merasa seolah-olah masuk ke sebuah pura.

·         Seni hias dan seni ukir
Kecuali bentuknya mirip candi, masjid-masjid kuno pun dihias dengan ukir-ukiran yang mirip ukir-ukiran khas Hindu.

·         Seni sastra
Kitab-kitab ajaran Islam diterjemahkan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Melayu. Dengan demikian, isinya mudah dipahami oleh rakyat.
Mengapa Islam mudah diterima
1.      Masuk Islam itu mudah, cukup mengucapkan kesaksian bahwa Tiada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah (mengucapkan dua kalimat Syahadat).
2.      Alkulturasi Budaya Indonesia, faktor kedua karena Islam bisa dipadukan dengan keragaman Budaya di Indonesia (Kompromis).
3.      Agama Islam tidak mengenal Kasta, sesama makhluk Allah, didalam Agama Islam manusia memiliki kedudukan yang sama (yang membedakan adalah tinggi rendahnya martabat, ketakwaan, amal dan tingkah laku orang itu sendiri).
4.      Cara peribadatan Islam sangat mudah, tidak memerlukan biaya tinggi dilakikan dengan fleksibel dan mudah.
5.      Tokoh penyebarnya bisa diteladani, penyebar Islam yang populer adalah Wali Sanga yang terkenal sebagai pribadi yang baik dan bisa menjadi panutan dan teladan untuk orang banyak.

Kerajaan-Kerajaan Islam
1.      Kerajaan Samudra Pasai
·         Merupakan kerajaan islam pertama di Indonesia.
·         Didirikan oleh Sultan Nazimuddin al Kamil 1155 – 1210
·         Terletak di pesisir timur Laut Aceh, Lhokseumawe, NAD
·         Mengalami kemakmuran pada masa pemerintahan Sultan Malik al Saleh, Samudra Pasai menjadi kerajaan maritim terkuat di Selat Malaka sehingga menjadi pusat perdagangan dan pusat penyebaran agama islam.
·         Sultan Malik al Saleh digantikan putranya Sultan Muhammad yang bergelar Sultan Malik al Tahir (1297-1326)
·         Meredup ketika Kerajaan Malaka muncul.
·         Bukti islam berkembang di Samudra Pasai
o   makam Sultan Malik al Saleh
o   catatan Marcopolo 1292, seorang musafir dari Venesia. Ia menuliskan bahwa pada tahun tersebut penduduk Kota Perlak sudah memeluk Islam.
o   catatan Ibnu Batutah, seorang musafir dari Tunisia 1345–1346. Ia menuliskan bahwa agama Islam berkembang di Samudera Pasai. Menurut Prof. Dr. Hamka, Islam masuk Indonesia berasal dari Mekah dan Mesir.
2.      Kerajaan Aceh
·         Berdiri sekitar awal abad ke 16 di Sumatra bagian utara, dg pusatnya Kotaraja, Banda Aceh.
·         Informasi tentang kerajaan terdapat dalam kitab Bustanussalatin yang ditulis Nuruddin ar Raniri 1637
·         Raja pertama Sultan Ibrahim yang bergelar Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528), daerah kekuasaan sampai Daya dan Pasai
·         Sultan Alaudin Riayat Syah, mampu meluaskan wilayah dan menyiarkan agama Islam sampai ke daerah Siak, Pariaman, dan Indrapura.
·         Menjadi kerajaan besar masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636), menguasai jalur perdagangan alternatif melalui pantai barat Sumatra hingga Semenanjung Malaya.
·         Melemah akibat pertikaian antara golongan bangsawan (teuku) dan ulama (tengku) serta aliran syiah dan sunni.
·         Ditaklukan Belanda abad ke 20
3.      Kerajaan Demak
·         Kerajaan islam pertama di pulau jawa
·         Didirikan oleh Raden Patah akhir abad ke 15
·         Terletak di daerah Bintoro dekat muara Sungai Demak
·         Raden Patah putra Brawijaya raja terakhir Majapahit dan ibu yang berasal dari Jeumpa yang beragama islam.
·         Raden Patah berguru pada Sunan Ampel
·         Raja-raja Kerajaan Demak:
o   Raden Patah (1478-1518), membangun Mesjid Agung Demak
o   Adipati Unus (1518-1521)
o   Sultan Trenggono (1521-1546)
·         Kerajaan Demak berperan besar dalam penyebaran agam islam dengan bantuan wali songo dan menjadi pusat penyebaran agama islam di Jawa dan wilayah Nusantara bagian timur.
·         Mengalami kemunduran akibat perang saudara
·         Joko Tingkir (1549-1587) memindahkan Kerajaan Demak dari Demak ke Pajang
4.      Kerajaan Mataram Islam
·         Berdiri sekitar tahun 1586, terletak di daerah Jawa tengah bagian selatan dengan pusatnya di Kota Gede Yogyakarta.
·         Raja pertama Kerajaan Mataram Islam adalah Sutawijaya (1586-1601), dengan gelar Panembahan Senopati ing Alogo Sayidin Panotogomo, digantikan Mas Jolang (1601-1613)
·         Puncak kejayaan masa pemerintahan Raden Mas Rangsang (1613-1645) dengan gelar Sultan Agung Senopati ing Alogo Ngabdurrachman atau lebih dikenal dengan Sultan Agung
·         Amangkurat I memerintah Mataram 1645-1677, menjalin hubungan erat dengan Belanda
·         Amangkurat II memerintah 1677-1703, daerah kekuasaan banyak diambil alih Belanda
·         1755 Mataram terpecah 2 akibat perjanjian Giyanti menjadi Kesultanan Yogyakarta (Ngayogyakarta Hadiningrat) dan Kesuhunan Surakarta.
o   Kesultanan Yogyakarta berpusat di Yogyakarta dipimpin Mangkubumi dengan gelar Hamengkubuwono I, terbagi dua menjadi Kasultanan dan Paku Alam
o   Kesuhunan Surakarta berpusat di Surakarta dipimpin  Susuhunan Pakubuwono III, pecah menjadi dua yaitu Kesuhunan dan Mangkunegaran.
5.      Kerajaan Banten
·         Terletak di Jawa Barat, awalnya merupakan daerah kekuasaan Demak yang diberikan sebagai tanda terima kasih kepada Fatahillan/Sunan Gunung Jati oleh Sultan Trenggono.
·         Pertama kali dipimpin oleh putra Fatahillah yaitu Hasanuddin sejak tahun 1552
·         Banten menjadi penguasa tunggal jalur pelayaran di Selat Sunda banyak disinggahi pedagang dari Gujarat, Persia, China, Turki dan Keling.
·         1570 digantikan putranya yang bergelar Panembahan Yusuf yang menaklukan Pakuan dan Kerajaan Pajajaran
·         Islam berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1692), dibuktikan dengan banyaknya ulama Islam yang didatangkan ke Banten. Salah satunya Syekh Yusuf dari Sulawesi
·         Hasil peninggalan Istana Surosoan, Masjid Agung Banten, Situs Istana Kaibon, Benteng Spellwijk, Danau Tasikardi, Meriam Ki Amuk, Pelabuhan Karangantu, Vihara Avalokitesvara
·         Karena Sultan Haji menjalin hubungan dengan Belanda, Sultan Ageng Tirtayasa berusaha mengambil alih kembali kontrol pemerintahan. Namun, usahanya gagal. Dengan dukungan dari Belanda, Sultan Ageng Tirtayasa berhasil ditangkap dan dipenjarakan. Kekuasaan Banten pun melemah.
6.      Kerajaan Gowa dan Tallo
·         Lebih sering disebut Kerajaan Makassar, dipimpin oleh Daeng Manrabia bergelar Sultan Alauddin (raja Gowa) sebagai raja dan Karaeng Mantoaya bergelar Sultan Abdullah (raja Tallo) sebagai perdana menteri, sangat berperan menyebarkan ajaran islam di Makassar.
·         Tumbuh menjadi kerajaan maritim terbesar di wilayah Indonesia bagian timur dan menjadi tempat singgah pedagang2.
·         Sultan Hasanuddin (1653-1669) bergelar si Ayam jantan dari Timur atas keberaniannya mendorong terjadinya pertempuran dan perampokan terhadap kapal-kapal dagang Belanda yang dilakukan oleh orang Makassar
·         Dari berbagai pertempuran, Belanda akhirnya menyerang langsung Kerajaan Makassar.
·         Penguasa Makassar akhirnya dipaksa untuk berunding dan menyepakati perjanjian yang disebut Perjanjian Bongaya (1667)
7.      Kerajaan Ternate dan Tidore
·         Terletak di Kepulauan Maluku dan sebagian Papua dan disebut Kerajaan Ternate dan Tidore karena masing-masing berpusat di Pulau Ternate dan Pulau Tidore
·         Terkenal sebagai pusat penghasil rempah-rempah di Asia Tenggara sehingga mendapat julukan The Spice Island (Kepulauan rempah-rempah)
·         Media penyebaran islam melalui perdagangan rempah-rempah
·         Kerajaan Ternate didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada abad ke-13 yang beribukotakan Sampalu.
·         Ketika permintaan rempah-rempah dari Maluku semakin besar, pengaruh Islam masuk ke Ternate dan mulai disebarkan pada abad ke-14
·         Kerajaan Tidore juga didirikan pada abad ke-13 dan sama dengan kerajaan Ternate, Kerajaan Tidore juga kaya akan rempah-rempah maka banyak pedagang dari berbagai negara membeli rempah-rempah
·         Bersamaan dengan itu Agama Islam masukdan dianut masyarakat Tidore
·         Ketika Bangsa Portugis masuk ke Maluku pada tahun 1512, Kerajaan Ternate langsung merangkul Portugis menjadi sekutunya
·         Ketika Bangsa Spanyol masuk ke Maluku pada tahun 1521, Kerajaan Tidore juga langsung bersekutu dengan Bangsa Spanyol
·         Timbul persaingan antara keduanya dan berhasil didamaikan Paus melalui perjanjian Zaragosa

Tarasinta Prastoro
PJ IPS/Sejarah

No comments:

Post a Comment